Renungan Mengasihi

Cinta Seorang Gadis Buta
Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu Yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .
Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ” Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
MENGASIHI
1 korintus 13:1-13
Ayat pokok 13:13
Secara khusus, kasih merupakan dasar seluruh persekutuan hidup orang percaya, Tuhan telah menyatakan kasihNya dalam Yoh 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Selain itu, ia juga menganjurkan untuk saling mengasihi. Petrus pun pernah menganjurkan dalam suratnya agar jemaat memahami hidup persaudaraan dengan cintakasih. Walaupun Paulus memiliki latar belakang buruk yaitu menganiaya, membunuh dan membinasakan orang Kristen, tetapi setelah dipertobatkan oleh Tuhan, ia juga memberitakan kasih kepada jemaat Korintus yang mempunyai lebih banyak masalah daripada jemaat lain hingga ia ikut menangis bersama mereka. Seorang penulis buku sindiran pernah mengatakan bahwa walaupun dunia mempunyai banyak agama tetapi akhirnya tidak mampu membentuk masyarakat yang saling mengasihi melainkan saling membenci dengan ekstrim dan fundamen masing-masing. Maka seharusnya kita sebagai orang percaya berperan dengan sebaik mungkin di tengah situasi seperti ini.
Dalam I Kor 13 tercatat beberapa prinsip kesempurnaan kasih yang memperkaya. Ayat 1-3 diawali dengan, “Sekalipun aku…” Artinya, sekalipun mempunyai banyak karunia, hikmat, materi dan berbagai hal yang layak dipersembahkan bagi pekerjaan Tuhan seperti jemaat Korintus, tetapi tanpa kasih maka semuanya sia-sia belaka dan tidak berguna karena tak ada lagi yang dapat dibanggakan selain diri sendiri. Sedangkan egoisme hanya akan menimbulkan kompetisi tak sehat yang sa­ngat berbahaya dan tidak memuliakan Tuhan.
Paulus mengatakan, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” (I Kor 13:1). Dalam I Kor 12 dan 14, ia membahas betapa banyaknya jemaat yang berbahasa roh. Namun dalam I Kor 14:23 secara khusus ia mengkritik, “Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?”Pemakaian bahasa tersebut justru membuat keributan dan bukan keteraturan dalam ibadah. Kadangkala, bahasa roh juga dimanipulasi dan direkayasa sedemikian rupa.
Selanjutnya, Paulus mengatakan dalam I Kor 13:2, “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” Sebagai contoh, Nabi Yunus yang diutus oleh Tuhan, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka” (Yun 1:2). Tapi ia malah melarikan diri hingga akhirnya ditelan oleh ikan besar. Kemudian datanglah firman Tuhan kedua kalinya dan ia segera pergi ke Niniwe untuk memberitakan nubuatNya tentang masa depan yang akan terjadi jikalau mereka tidak bertobat. Setelah itu, ia duduk menunggu dan sementara itu, tumbuhlah pohon jarak menaungi kepalanya dari sengatan matahari sehingga ia merasa senang, tenang serta sejuk. Tetapi keesokkan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat menggerek pohon itu hingga layu dan ia sangat menyesalinya. Dalam Yun 4:10-11 dicatat, “Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri?” Paulus pernah menjelaskan kepada Timotius bahwa nubuat berkaitan dengan pengertian akan Firman dan kemampuan menyampaikan kebenaranNya. Namun nubuat tanpa kasih hanya akan menimbulkan dengki dan kesombongan hingga tega menghina orang lain. Demikian pula pengalaman iman seringkali dimanipulasi di kalangan Gereja tertentu, misalnya untuk kesembuhan, kekayaan, keberhasilan dan sebagainya. Jikalau permohonan tidak terkabul maka terjadilah saling menyalahkan.
Ayat berikutnya, Paulus mengatakan, “Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (I Kor 13:3). Tanpa kasih, pengorbanan demi agama, kesucian dan kebenaran justru menimbulkan sinisme. Peristiwa ini pernah terjadi dalam sejarah Gereja pada abad 8-9 yaitu perang salib di Timur Tengah yang sangat memalukan karena berakibat munculnya sinisme di kalangan orang Arab hingga akhirnya tidak bersedia percaya kepada Kristus. Pada waktu itu, Gereja ikut berpolitik demi mengembangkan Kerajaan Allah. Dengan demikian, Kerajaan Allah disamakan dengan kerajaan duniawi.
I Kor 13:4-7 menyatakan bahwa kasih itu bersifat membangun jemaat, 3 aspek kasih yang dijelaskan oleh Paulus dalam I Kor 13:4-8:

Pertamakasih membangun kualitas dan kualifikasi kita secara pribadi hingga memancarkan kasih Kristus. Kasih yang pertama adalah kasih Kristus yang menyentuh hati dan kehidupan manusia. Paulus menegaskan, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Namun dunia yang semakin materialis, egois dan individual telah menurunkan kadar kasih Kristen. Paulus pernah mengingatkan tentang keadaan manusia pada akhir jaman dalam 2 Tim 3:2, “Manusia akan mencintai dirinya sendiri.” Jikalau Gereja tidak memperhatikan dengan baik maka tanpa disadari telah menggenapinya.


Kedua, kasih membangun kualitas relasi dengan sesama antara lain sikap, interaksi dan komunikasi. Paulus mengajarkan, “Ia tidak melakukan yang tidak sopan”. Selama bersosialisasi, setiap orang Kristen seharusnya berusaha agar ucapannya tidak terkesan kasar dan latar belakang karakternya tidak boleh dijadikan alasan untuk membenarkan diri. Sebaliknya, ia harus mengerti perasaan sesamanya sehingga komunitas Kristen tidak saling menjatuhkan melainkan mendukung karena, “Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.”

Ketiga, kasih membangun kualitas penyelesaian masalah. Paulus mengajarkan, “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Hidup bersama pasti ada masalah hingga menimbulkan cekcok karena manusia memiliki kelemahan. Maka pihak yang bertengkar harus dipertemukan untuk mencari solusi. Setelah saling mengakui dan memaafkan, mereka diharapkan untuk tidak mengungkitnya kembali agar tidak berkembang hingga menghancurkan Gereja. Memang lidah tak bertulang tapi dapat dikendalikan oleh kasih.

Keempat, kasih itu kekal. Paulus mengatakan, “Nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.” Sedangkan kasih adalah pola kehidupan orang percaya. Karena itu, ia melanjutkan, “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” (I Kor 13:12). Dengan kata lain, di hadapan Tuhan tak ada yang tersembunyi dan semua orang akan saling terbuka.

Mari kita mulai hidup untuk saling mengasihi, karena semua yang kita miliki tak ada artinya tanpa kita memiliki kasih dan membagikan kasih itu.
13  Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.


Mat 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. i  
Rm 14:15
 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. f  Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah matig  untuk dia. 
1Kor 8:1
 Tentang daging persembahan berhala 2  a  kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan. b " Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. 
Gal 5:6
 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus u  hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, v  hanya iman yang bekerja oleh kasih 3 . w  
5:22
 Tetapi buah u  Roh 4  ialah: kasih, v  sukacita, damai sejahtera, w  kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 
1Tim 1:5
 Tujuan nasihat itu 5  ialah kasih yang timbul dari hatim  yang suci, dari hati nurani n  yang murni dan dari iman o  yang tulus ikhlas. 
1Ptr 4:8
 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh g seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali 

Comments

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

    Semoga bermanfaat.
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts