JUMAT YANG AGUNG - By Ps. Sammy Lapudooh, M.Th
JUMAT YANG AGUNG - By Ps. Sammy Lapudooh, M.Th
GBI SHINE JOGJA
GBI SHINE JOGJA
Ia
datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya. (Yohanes 1:11)
Kematian Yesus diperingati sebagai hari Jumat Agung atau Good Friday. Yesus dari Nazaret dituduh
sebagai pemberontak terhadap kekaisaran Romawi sehingga dieksekusi dengan
hukuman mati di kayu salib. Bagi kita, para pengikut Yesus, peristiwa ini
adalah peristiwa yang sangat penting karena ini adalah titik balik (turning point) bagi kehidupan umat
manusia.
Yohanes menuliskan bahwa Yesus adalah Allah yang datang dalam rupa manusia,
namun manusia yang diciptakan-Nya tidak menerima-Nya. Bukan hanya tidak
menerima, mereka menangkap dan menghukum mati Dia yang tidak bersalah itu.
Injil mempunyai kisah tentang manusia yang tidak mengenali Allahnya itu di
Markus 14:1-11, di hari-hari terakhir Yesus di bumi. Menjelang hari raya Paskah
Yahudi, Imam-imam kepala dan ahli taurat mencari muslihat untuk menangkap
Yesus. Para pemimpin agama, yang tugasnya membimbing umat kepada Allah, tidak
mengenali Allah yang datang kepada mereka. Mata mereka telah dibutakan oleh
keserakahan sehingga mereka mau memakai muslihat apapun untuk Yesus, Allah
mereka.
Sementara itu, seorang perempuan datang meminyaki Yesus dengan minyak
narwastu seharga upah 1 tahun seorang pekerja. Banyak orang marah atas
pemborosan itu, namun Yesus terharu dan menghargai persembahan perempuan (yang
dalam Injil Lukas disebut sebagai perempuan berdosa) itu.
Kemudian, Yudas Iskariot, satu dari 12 murid Yesus (yang bahkan dipercaya
mengatur keuangan Yesus), datang kepada para imam kepala untuk membuat
kesepakatan menyerahkan Yesus ke tangan mereka. Murid yang begitu dekat dengan
Yesus, yang selalu bersama-Nya selama 3 tahun lebih, memutuskan untuk
berkhianat. Yudas Iskariot bukan hanya mengkhianati gurunya, dia mengkhianati
Allahnya yang datang sebagai manusia.
Merayakan Jumat Agung, kita harus sadar betapa kita adalah manusia-manusia
berdosa yang telah gagal menyambut Allah yang datang sebagai manusia ke tengah
kita. Merayakan Jumat Agung adalah pertobatan untuk menyambut Dia yang mati
agar kita hidup, menjadi dosa agar kita bebas dari dosa. Tetapi semua orang yang
menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12). Haleluya!
Ps.
Sammy Lapudooh, M.Th
Comments
Post a Comment