Renungan Kamis Putih
Yesus Disalibkan Bagi Kita
Markus 15:20-32
Menurut hukum Romawi, para terpidana harus memikul salib mereka ke tempat hukuman, tidak terkecuali Yesus. Salib yang dipikul menunjukkan bahwa diri-Nya dicap sebagai kriminal. Yesus berulang kali jatuh saat memikul salibnya. Simon, orang Kirene, akhirnya dipaksa para serdadu Romawi untuk memikul salib Yesus Orang Nazaret.
Ia disalibkan di luar tembok kota, tempat bagi orang-orang yang ditolak dan terbuang. Tempat itu dinamakan Bukit Golgota, yang berarti tempat tengkorak. Di tempat itulah biasanya para kriminal dieksekusi. Penyaliban biasanya dipertontonkan bagi orang banyak sebagai sebuah peringatan agar mereka jangan mencoba-coba melawan penguasa Romawi.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya (23). Anggur bercampur mur biasanya dipakai sebagai penghilang rasa sakit. Tetapi Yesus tidak mau menghilangkan rasa sakit-Nya. Ia mau menanggung penderitaan-Nya dengan kesadaran penuh.
Mereka memasang sebuah tulisan di atas kepala-Nya, dengan niat untuk mengolok-olok-Nya. Tulisan itu berbunyi, "Raja Orang Yahudi" (26). Dalam tulisan ini tidak ada kejahatan yang dituduhkan, sebaliknya mereka justru meneguhkan kebenaran tentang jati diri Yesus.
Mereka menyalibkan dua orang penyamun bersama Kristus. Seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Sedangkan Kristus berada di tengah-tengah sebagai simbol penjahat kelas kakap (27). Begitu besarnya penghinaan yang mereka berikan kepada-Nya dengan perlakuan ini.
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia. Ekspresi dan gerak tubuh dengan menggelengkan kepala menunjukkan kebencian. Mereka menantang Yesus untuk membuktikan perkataan-Nya (29-30). Mereka menjadi juru bicara Iblis. Yesus tidak menanggapi mereka dan tetap fokus pada rencana Bapa-Nya, yaitu penebusan dosa untuk seluruh manusia. Penghinaan mereka tidak dapat menghentikan langkah Yesus sampai akhir. [SPS]
Markus 15:20-32
Menurut hukum Romawi, para terpidana harus memikul salib mereka ke tempat hukuman, tidak terkecuali Yesus. Salib yang dipikul menunjukkan bahwa diri-Nya dicap sebagai kriminal. Yesus berulang kali jatuh saat memikul salibnya. Simon, orang Kirene, akhirnya dipaksa para serdadu Romawi untuk memikul salib Yesus Orang Nazaret.
Ia disalibkan di luar tembok kota, tempat bagi orang-orang yang ditolak dan terbuang. Tempat itu dinamakan Bukit Golgota, yang berarti tempat tengkorak. Di tempat itulah biasanya para kriminal dieksekusi. Penyaliban biasanya dipertontonkan bagi orang banyak sebagai sebuah peringatan agar mereka jangan mencoba-coba melawan penguasa Romawi.
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya (23). Anggur bercampur mur biasanya dipakai sebagai penghilang rasa sakit. Tetapi Yesus tidak mau menghilangkan rasa sakit-Nya. Ia mau menanggung penderitaan-Nya dengan kesadaran penuh.
Mereka memasang sebuah tulisan di atas kepala-Nya, dengan niat untuk mengolok-olok-Nya. Tulisan itu berbunyi, "Raja Orang Yahudi" (26). Dalam tulisan ini tidak ada kejahatan yang dituduhkan, sebaliknya mereka justru meneguhkan kebenaran tentang jati diri Yesus.
Mereka menyalibkan dua orang penyamun bersama Kristus. Seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Sedangkan Kristus berada di tengah-tengah sebagai simbol penjahat kelas kakap (27). Begitu besarnya penghinaan yang mereka berikan kepada-Nya dengan perlakuan ini.
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia. Ekspresi dan gerak tubuh dengan menggelengkan kepala menunjukkan kebencian. Mereka menantang Yesus untuk membuktikan perkataan-Nya (29-30). Mereka menjadi juru bicara Iblis. Yesus tidak menanggapi mereka dan tetap fokus pada rencana Bapa-Nya, yaitu penebusan dosa untuk seluruh manusia. Penghinaan mereka tidak dapat menghentikan langkah Yesus sampai akhir. [SPS]
Comments
Post a Comment