RENUNGAN TENTANG KEGAGALAN
renungan
tentang kegagalan
Mazmur
13:3-6
Siapakah
yang tidak pernah mengalami kegagalan di dalam hidupnya? Ada seorang bijak yang
bahkan mengatakan bahwa kegagalan adalah kodrat setiap orang. Di dalam Alkitab
kita juga bisa menemukan banyak cerita kegagalan. Tokoh-tokoh besar dalam
Alkitab, para nabi, juga pernah mengalami kegagalan, bahkan kegagalan yang
fatal.
Daud,
penulis Mazmur yang kita baca ini, adalah seorang tokoh besar di dalam Alkitab.
Kisah kehidupan Daud adalah kisah yang penuh drama. Dia anak bungsu yang
disepelekan dalam keluarganya, namun Allah memerintahkan nabi Samuel untuk
mengurapi dia sebagai raja Israel ketika dia masih remaja. Dia menggegerkan
seluruh Israel ketika merobohkan raksasa Filistin dengan lontaran batu dari
ketapelnya. Dia menjadi seorang perwira yang paling berhasil dalam militer
Israel, sehingga dia bahkan mempersunting puteri raja Saul. Akan tetapi, kisah
bak dongeng itu berubah 180 derajat ketika raja Saul menjadi cemburu kepadanya.
Kejayaannya runtuh dalam sekejap, dan dia berubah menjadi orang yang paling
dicari di seluruh negeri.
Dalam
keadaan seperti itu apa yang dilakukan Daud? Yang Daud lakukan adalah apa yang
kebanyakan kita akan lakukan, ia melarikan diri. Daud melarikan diri dengan
panik. Dia memakai segala cara untuk menyelamatkan nyawanya. Dia berbohong
kepada imam Ahimelekh di Nob dan berpura-pura gila. Dia menolak nasehat nabi
Gad untuk kembali ke Yehuda, dan malah bergabung dengan raja Akhis di Filistin.
Bahkan, hampir saja dia bergabung dengan balatentara Filistin untuk memerangi
bangsanya sendiri (ingat, dia sudah diurapi sebagai raja Israel).
Dalam
kesesakannya Daud tidak mencari Allah tetapi memakai caranya sendiri. Daud
gagal meresponi dengan benar keadaan yang dialaminya. Akan tetapi, syukur kepada
Allah yang tidak membiarkan Daud dalam keadaan yang terpuruk secara rohani itu.
Allah mendatangi dia ketika Ziklag, kota perlindungan Daud, dibumihanguskan
orang Amalek (1 Samuel 30). Allah datang dan memulihkan Daud yang bertobat.
Daud pun menulis mazmur ini: Tetapi aku,
kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena
penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik
kepadaku.
Kegagalan
bukan akhir. Angkat mata dan lihat, Allah yang mendatangi kita dalam kegagalan
itu. Kembalilah kepada-Nya, karena Allah tidak datang untuk menghakimi
melainkan memulihkan. Haleluya!
Ps
Sammy Lapudooh, M.Th
Comments
Post a Comment