Renungan Harian KETIKA HIDUP TERASA BERAT
KETIKA HIDUP TERASA BERAT
Mazmur 77:1-9
Berada dalam persekutuan dengan TUHAN tidak membuat kita bebas dari persoalan kehidupan. Mazmur 77 ini dimulai dengan jeritan sang pemazmur kepada TUHAN. Dia terjaga sepanjang malam. Tidak dapat tidur barang sekejap pun. Dia merasa TUHAN telah menolaknya dan dia tidak akan mendapat perkenan TUHAN lagi.
Di bagian pertama dari Mazmur 77 ini kita bisa mulai belajar bagaimana meresponi tekanan hidup. Yang terutama adalah kita harus yakin akan dua hal ini.
(1) TUHAN mendengarkan jeritan hati kita. Oleh karena itu, berserulah kepadaNya. Ketika tekanan begitu berat, jangan meninggalkan TUHAN, tetapi justru berlarilah kepadaNya dan carilah Dia. Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku.Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan (77:2-3)
(2) TUHAN menyukai kejujuran kita. TUHAN mau kita membawa semua keraguan, kesulitan, dan tekanan hidup kita kepadaNya. Bahkan Yesus pun di kayu salib menyerukan keraguannya, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
TUHAN mau kita bersikap apa adanya di depan Dia. TUHAN tidak ingin kita berpura-pura semuanya baik. Dia mau mendengarkan jeritan hati kita. Karena justru kondisi seperti inilah yang akan membawa kita semakin dekat kepadaNya.
Terima kasih TUHAN, karena Engkau mendengar jeritan hatiku. Terima kasih karena Engkau tidak menolak aku, dan janjiMu tak akan pernah gagal
Mazmur 77:1-9
Berada dalam persekutuan dengan TUHAN tidak membuat kita bebas dari persoalan kehidupan. Mazmur 77 ini dimulai dengan jeritan sang pemazmur kepada TUHAN. Dia terjaga sepanjang malam. Tidak dapat tidur barang sekejap pun. Dia merasa TUHAN telah menolaknya dan dia tidak akan mendapat perkenan TUHAN lagi.
Di bagian pertama dari Mazmur 77 ini kita bisa mulai belajar bagaimana meresponi tekanan hidup. Yang terutama adalah kita harus yakin akan dua hal ini.
(1) TUHAN mendengarkan jeritan hati kita. Oleh karena itu, berserulah kepadaNya. Ketika tekanan begitu berat, jangan meninggalkan TUHAN, tetapi justru berlarilah kepadaNya dan carilah Dia. Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah, dengan nyaring kepada Allah, supaya Ia mendengarkan aku.Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan; malam-malam tanganku terulur dan tidak menjadi lesu, jiwaku enggan dihiburkan (77:2-3)
(2) TUHAN menyukai kejujuran kita. TUHAN mau kita membawa semua keraguan, kesulitan, dan tekanan hidup kita kepadaNya. Bahkan Yesus pun di kayu salib menyerukan keraguannya, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
TUHAN mau kita bersikap apa adanya di depan Dia. TUHAN tidak ingin kita berpura-pura semuanya baik. Dia mau mendengarkan jeritan hati kita. Karena justru kondisi seperti inilah yang akan membawa kita semakin dekat kepadaNya.
Terima kasih TUHAN, karena Engkau mendengar jeritan hatiku. Terima kasih karena Engkau tidak menolak aku, dan janjiMu tak akan pernah gagal
Comments
Post a Comment