Renungan Harian: Keberanian, Hadiah Dari Kematian Yesus


Keberanian, Hadiah Dari Kematian Yesus

Lukas 23 : 50 - 56; Ayat pokok 23 : 52

Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.


 

A

khirnya Yesus mati di atas kayu salib. “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Itulah kata Yesus yang terakhir di dunia ini, dan Dia mengakhiri hidup-Nya yang penuh sengsara itu.

            Keputusasaan dan ketakutan merasuki murid-murid Yesus sampai ke dalam tulang-tulang dan sumsum mereka. Tak satu katapun bisa mereka keluarkan dari mulut mereka, sesuatu apapun tidak bisa mereka pikirkan dan lakukan. Kesunyian yang gelap hitam pekat, kehampaan, ketakutan mencekik hati mereka sampai sulit bernafas.

            Di tengah suasana yang seperti ini, ada satu orang yang maju kepada Pilatus, dan meminta mayat Yesus. Para terhukum dengan penyaliban tidak punya hak untuk dikuburkan. Namun, Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar, datang kepada Pilatus dan meminta mayat Yesus.

Di saat semua orang tercekik oleh rasa takut sehingga semua orang menyangkal hubungannya dengan Yesus, dia seperti tidak terjangkit oleh kuasa ketakutan itu, sehingga ia meminta mayat Yesus kepada Pilatus, dan menguburkan-Nya.

            Benarkah dia tidak terjangkit oleh wabah rasa takut yang dahsyat ini? Sebelumnya Yusuf adalah seorang penakut juga.

Yusuf dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi.” Inilah kesaksian tentang Yusuf di Yohanes 19:38. Namun mengapa sekarang di saat semua orang terkurung dalam ketakutan, malah dia yang menjadi berani dan tidak tertawan oleh rasa takutnya lagi?

            Darah Yesus telah membebaskannya dari ketakutan yang sebenarnya hanya asap yang ditiup oleh Iblis. Hatinya dibasahi oleh darah Yesus sehingga asap Iblis kehilangan kuasanya, dan ketakutan ditiup angin keras sehingga hilang lenyap bagai kabut yang hilang terbawa angin, dan pemandangan indah terbentang jelas di depan mata. Begitulah darah Yesus membebaskan orang dari kuasa Iblis. Di mana darah Yesus mengalir di situ ada kebebasan dan keberanian, dan kekuatan yang menghancurkan musuh.

 

Refleksi: Biarlah darah Yesus mengalir di dalam dirimu.

Comments

Popular Posts