Renungan Harian: Ketidakpengertian, Dosa Yang Menakutkan

 

Ketidakpengertian, Dosa Yang Menakutkan

Lukas 23 : 8 - 25; ayat pokok 23 : 21

Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya: "Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!"

P

ilatus yang merasa repot menangani kasus Yesus, ketika mengetahui bahwa Yesus ternyata berasal dari wilayah Herodes, menyerahkan kepada Herodes yang kebetulan saat itu ada di Yerusalem. Herodes mengharapkan Yesus melakukan suatu mujizat seperti kabar angin yang dia dengar. Namun Yesus tidak melakukan apa-apa dan tidak bicara juga. Herodes kecewa sehingga mengolok-olok Yesus dan mengembalikan Dia kepada Pilatus. Maka Herodes dan Pilatus yang tadinya bermusuhan mulai saat itu menjadi bersahabat.

            Saya sungguh kagum dengan sifat dunia yang begitu cepat bersatu untuk melawan kebenaran. Tiap-tiap hari kita menyaksikan sifat dunia ini, baik di dunia maupun di dalam diri kita sendiri juga. Tetapi, sanggupkah kita menolak bersekutu dengan ketidakbenaran demi membenarkan diri? Itu adalah satu salib yang harus kita pikul dengan rela hati.

            Lalu, lihat orang-orang banyak yang berkumpul di pelataran Pilatus. Pilatus mau melepaskan Yesus karena tidak mau menumpahkan darah yang tidak bersalah. Tetapi apa kata orang banyak itu? “Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas si pembunuh bagi kami!”, dan, “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”

Betapa ketidakpengertian bisa melakukan dosa yang keji dan menakutkan. Melihat ini, bolehkah kita kurang berpengertian? Bolehkah kita bodoh akan firman Tuhan, dan mau menang saja dengan suara yang banyak? Di zaman ini, di mana ideologi demokrasi berkiprah sebagai ‘kebenaran’, dan menjadi “pahlawan” dunia, kebenaran tercekik oleh suara mereka yang “mayoritas.” Ketidakbenaran, kebodohan dan dosa yang sangat kejipun jika diinginkan oleh mayoritas, maka itulah yang dilakukan. Tidak ada jalan lain, sama seperti ketika seluruh orang Israel meminta membuat allah bagi mereka, Harun tidak bisa melawan keinginan yang busuk itu, dan menurut saja membuat benda yang keji dan membinasakan itu.

            Bolehkah kita menjadi bodoh akan Allah dan firman-Nya? Dengan kebodohan dan ketidaktahuan itu orang bisa menyalibkan Mesias, Sang Allah yang datang ke tengah umat-Nya.

 

Refleksi : Tidak bisa berdalih dengan kata, “karena aku tidak tahu.”

Comments

Popular Posts