Renungan Harian: BOBOT SEBUAH DOA

 

Renungan Minggu

 

BOBOT SEBUAH DOA

S

eorang ibu dengan baju lusuh masuk ke sebuah toko. Dengan terbata-bata dan sopan ia mohon agar diperbolehkan berhutang beberapa kebutuhannya. Suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja, padahal ada tujuh anaknya yang sangat membutuhkan makan.

            Si pemilik toko mengusir ibu itu keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus memohon kepada pemilik toko.

“Tolonglah, Pak. Saya berjanji akan segera membayar setelah suami saya sembuh dan bekerja lagi.”

Pemilik toko itu tetap tidak menggubris permohonan tersebut. “Ibu tidak punya jaminan apa-apa, jadi saya tidak bisa memberikan pinjaman.” Pemilik toko itu memberi alasannya.

            Di dekat kasir ada seorang pelanggan lain yang sedang membayar belanjaannya, dia mendengarkan percakapan itu. Akhirnya dia mendekati keduanya dan berkata, “Saya akan membayar semua yang diperlukan ibu ini.”

Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan; “Tidak perlu pak, saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Apakah ibu membawa daftar belanjaannya?”

Ibu itu menunjukkan sesobek kertas kumal.

“Letakkan daftar belanjaan itu dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan Anda sesuai dengan berat timbangan daftar belanjaan ibu itu.”

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa si ibu menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal daftar belanjaannya itu, lalu dengan kepala tetap tertunduk, ia meletakkan kertas itu ke dalam timbangan.

            Pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap pelanggan yang tadi menawarkan diri untuk membayar belanjaan sang ibu sambil berucap kecil, “Aku tidak percaya yang kulihat.” Pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.

            Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukannya, dan

 

17


disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang yang diperlukannya dan si pemilik toko terus menumpukkannya pada timbangan hingga tidak muat lagi. Si pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa.

            Karena tidak tahan, si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan daftar belanja si ibu kumal tadi. Dan iapun terbelalak. Di kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek: “Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu.”

Pemilik toko itu terdiam. Si ibu itu berterima kasih kepadanya dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Pelanggan yang baik hati bahkan memberikan selembar uang seratus ribuan kepada si ibu.

            Si pemilik toko kemudian memeriksa dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot Kekuatan sebuah doa.

Comments

Popular Posts