Renungan Minggu: TIDAK SEPATAH KATAPUN

 

Renungan Minggu


TIDAK SEPATAH KATAPUN

 

S

ebagai seorang anak kecil, Roland Hayes, seorang penyanyi tenor berkulit hitam yang termahsyur, pernah mendengarkan sebuah khotbah tentang Kristus yang dihadapkan di depan Pilatus. Pengkhotbahnya seorang berkulit hitam yang sudah tua, menampilkan dalam khotbahnya dua kekuatan yang saling bertentangan satu dengan yang lain.

            Pilatus, jengkel terhadap Yesus yang terus membisu, Ia berteriak, “Mengapa Engkau tidak menjawab aku? Apakah Engkau tidak mengetahui bahwa aku mempunyai kuasa?”

Pengkhotbah tua yang buta huruf itu meneruskan, “Walaupun orang banyak itu makin marah, Ia tidak mengeluarkan sepatah katapun.”

            Beberapa tahun kemudian, pada waktu Roland Hayes mencapai puncak ketenarannya, ia berdiri di depan para penonton yang terdiri dari kaum Nazi di ruang pertunjukkan Beethoven’s Hall di Berlin. Para penonton bersikap tak bersahabat. Mereka mencemoohkan seorang Negro yang berani bernyanyi di tengah-tengah kebudayaan ras Arya. Hayes disambut dengan suara ejekan dan hinaan dari penonton yang makin lama makin menjadi-jadi. Selama 10 menit Hayes berdiri di samping piano dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Di dalam hatinya rasa ingin marah meluap laksana air pasang yang tidak dapat dibendung. Pada saat itulah ia ingat akan khotbah yang pernah ia dengar pada waktu lampau itu. “Ia tidak berkata sepatah katapun.”

            Hayes berdiri dengan tegar, karena ia tahu bahwa kuasa yang tertinggi berada di sisinya. Ia berdiri di tempatnya sambil berdoa dengan diam. Sikapnya yang penuh ketenangan dan keberanian telah mengalahkan suasana yang liar dari penonton. Lalu di dalam pianissimo yang amat lembut, dengan usara emasnya yang penuh pesona, ia mulai menyanyikan sebuah lagu karya Franz Schubert.

Ia telah menang, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

 

“Kekuatan yang sesungguhnya bukan ada pada kata-kata.”

 

Comments

Popular Posts