Devotion: Miliki Kebenaran-Nya
2 TAWARIKH
38.
Miliki Kebenaran-Nya
2 Tawarikh 36
Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan. (36:16)
Setelah kematian Yosia, Yehuda secara bergantian diambil alih oleh kerajaan-kerajaan asing, Mesir dan Babel. Mereka mengangkat raja-raja boneka di kerajaan Yehuda. Dalam keadaan seperti ini pun raja-raja itu tidak menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan. Mereka tidak bertobat dari dosa-dosa yang telah membawa kehancuran bagi Yehuda. Tuhan memberi kesempatan kepada mereka, dengan mengutus nabi-nabi-Nya untuk menyampaikan firman-Nya, tetapi mereka malah mengolok-olok utusan Tuhan dan menghina firman-Nya.
Pemimpin dan rakyat pada masa itu justru lebih memilih untuk mendengarkan nubuat-nubuat yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu, yang memberitakan kesejahteraan bagi rakyat. Saat mereka seharusnya menyadari dosa-dosa mereka dan bertobat, karena nubuat nabi-nabi palsu itu mereka justru menganggap bahwa Tuhan setuju dengan cara hidup mereka yang berdosa karena Ia tetap menjanjikan kesejahteraan bagi mereka.
Tentang hal ini Tuhan berkata melalui Yeremia, nabi-Nya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!" (Yeremia 23:16-17)
Di saat seharusnya kita menyadari dosa dan pelanggaran kita, cara hidup kita yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, mari bertobat. Jangan biarkan Iblis menipu kita dengan memakai nubuat-nubuat palsu sebagai pembenaran atas gaya hidup yang bercela di hadapan Tuhan.
Belajarlah untuk mendengar firman Tuhan lebih dari mendengar kata-kata manusia
Comments
Post a Comment