Renungan Salah Sangka
YEHEZKIEL
34. Salah Sangka
By Ps Sammy Lapudooh
Shine Jogja
Yehezkiel 33 : 21 – 33, ayat pokok 33:25
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kamu makan daging dengan darahnya, kamu melihat juga kepada berhala-berhalamu dan kamu menumpahkan darah apakah kamu akan tetap memiliki tanah ini?
Ketika Allah memanggil Yehezkiel sebagai nabi (593 SM), Allah menjadikan dia bisu (Yehezkiel 3:26-27). Ia hanya bisa berbicara bila Allah hendak menyampaikan firman kepada umat melaluinya. 7 tahun ia hidup sebagai nabi yang bisu. Akan tetapi, saat mendengar kabar bahwa Yerusalem sudah ditaklukkan, Allah membuka mulutnya dan mengizinkan dia berbicara dengan bebas.
Firman pertama yang disampaikannya adalah bagi orang-orang yang masih tinggal di Yerusalem dan Yudea yang sudah runtuh. Mereka berpikir bahwa mereka mendapat anugerah Allah sehingga mereka bersukacita bahwa seluruh Yerusalem akan menjadi milik pusaka mereka. Padahal kehidupan mereka penuh dengan pemberontakan. Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Betapa busuknya. Kepada orang-orang yang seperti ini, Allah menjanjikan hukuman yang tegas.
Kisah ini menegur kita hari ini. Kadang kita menganggap bahwa kelimpahan materi adalah wujud berkat Allah kepada kita. Padahal kita tidak memeriksa seperti apa hubungan kita dengan Allah. Jika berlimpah materi tanpa hubungan dengan Allah, itu bukanlah berkat. Apakah yang Anda kejar dalam hidup Anda, kelimpahan materi atau hubungan dengan Allah?
Refleksi: Engkau tahu ya Tuhan, tujuan hidupku, hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu!
34. Salah Sangka
By Ps Sammy Lapudooh
Shine Jogja
Yehezkiel 33 : 21 – 33, ayat pokok 33:25
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Kamu makan daging dengan darahnya, kamu melihat juga kepada berhala-berhalamu dan kamu menumpahkan darah apakah kamu akan tetap memiliki tanah ini?
Ketika Allah memanggil Yehezkiel sebagai nabi (593 SM), Allah menjadikan dia bisu (Yehezkiel 3:26-27). Ia hanya bisa berbicara bila Allah hendak menyampaikan firman kepada umat melaluinya. 7 tahun ia hidup sebagai nabi yang bisu. Akan tetapi, saat mendengar kabar bahwa Yerusalem sudah ditaklukkan, Allah membuka mulutnya dan mengizinkan dia berbicara dengan bebas.
Firman pertama yang disampaikannya adalah bagi orang-orang yang masih tinggal di Yerusalem dan Yudea yang sudah runtuh. Mereka berpikir bahwa mereka mendapat anugerah Allah sehingga mereka bersukacita bahwa seluruh Yerusalem akan menjadi milik pusaka mereka. Padahal kehidupan mereka penuh dengan pemberontakan. Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. Betapa busuknya. Kepada orang-orang yang seperti ini, Allah menjanjikan hukuman yang tegas.
Kisah ini menegur kita hari ini. Kadang kita menganggap bahwa kelimpahan materi adalah wujud berkat Allah kepada kita. Padahal kita tidak memeriksa seperti apa hubungan kita dengan Allah. Jika berlimpah materi tanpa hubungan dengan Allah, itu bukanlah berkat. Apakah yang Anda kejar dalam hidup Anda, kelimpahan materi atau hubungan dengan Allah?
Refleksi: Engkau tahu ya Tuhan, tujuan hidupku, hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu!
Comments
Post a Comment